Sabtu, 14 Januari 2017
Jumat, 13 Januari 2017
Spermatogenesis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seks secara genetika ditentukan oleh dua kromosom. Untuk membedakan dari
kromosom lain dinamakan kromosom X dan kromosom Y. Kromosom terbentuk segera
setelah pembelahan sel yang dimulai pada waktu perkembangan embrio. Pada minggu
ke tujuh kehamilan embrio mempunyai saluran genitalia primordial pada laki-laki
dan wanita, yang masing-masing berkembang menjadi epididimis dan duktus
deferens pada laki-laki dan terbentuk genitalia pada wanita.
Setelah lahir, kedua kelenjar kelamin tenang sampai diaktifkan oleh
gonadotrophin hipofisis untuk melaksanakan pematangan terakhir dari sistem
reproduksi yaitu pada masa pubertas dimana fungsi endokrin dan gametonik dari
perkembangan pertama sampai kemungkinan terjadi reproduksi. Pada anak usia 7-10
tahun terdapat peningkatan sekresi estrogen dan endrogen yang lambat dan
peningkatan akan lebih cepat pada umur belasan tahun.
Manusia seperti halnya makhluk lainnya yang membias secara seksual mulai
saat tertentu akan membentuk sel-sel kelamin (gamet-gamet). Sel sel kelamin
yang dibentuk laki-laki dinamakan sel
mani (spermatozoa), sedangkan yang dibentuk perempuan dinamakan sel telur
(ovum).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian spermatogenesis2. Bagaimana proses spermatogenesis?
3. Bagaiman hormon yang bekerja pada spermatogenesis ?
1. Untuk mengetahui pengertian tentang spermatogenesis.
2. Untuk mengetahui proses spermatogenesis.
3. Untuk mengetahui hormon yang bekerja pada spermatogenesis.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Spermatogenesis ialah proses pembentukan
spermatozoa yang berlangsung di dalam buah zakar (testis). Tubulus seminiferous
mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil dinamakan
spermatogenia, menjadi spermatosit, dan membelah diri membentuk dua spermatosit
yang masing-masing mengandung 23 kromosom setelah berapa minggu menjadi
spermatozoa. Spermatid pertama kali dibentuk masih mempunyai sifat umum
epiteloid kemudian sitoplasma menghilang lalu spermatid memanjang menjadi
spermatozoa yang terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor.
Setelah pembentukan tubulus seminiferous sperma masuk ke seminiferous
selama 18 jam- 10 hari hingga mengalami pematangan. Epididymis mensekresikan
cairan yang mengandung hormon, enzim dan gizi yang sngat penting dalam proses
pematangan sperma. Sebagian besar terdapat pada vas diferen dan sebagian kecil
terdapat dalam epididimis.
Spermatozoa untuk pertama kali dilihat oleh Johan Hamm dalam tahun 1677.
Hasil percobaannya dilaporkan kepada Anton Van Leeuwenhoek yang kemudian
memulaikan morfologinya secara mendetail kepada Royal Society di London. Akan
tetapi peran spermatozoa dalam pembuahan baru diketahui 200 tahun kemudian.
B. Spermatogenesis
Alat kelamin jantan terdiri dari buah zakar (testis), kantung mani,
saluran mani, kelenjar prostat, dan zakar (penis). Orang laki-laki mencapai
akil balik antara umur 12 sampai 16 tahun. Permualaan akil balik ini dimulai
dengan dihasilkannya hormon gonadotrofin yang dihasilkan oleh kelenjar
pituitari. Spermatozoa berasal dari sel primodial yang di sebut spermatosit
primer, yang mengandung 46 kromosom, yaitu 44 autosom dan 2 kromosom kelamin
(pada pria berupa kromosom kelamin-X dan-Y). setelah mengalami pembelahan meiosis
I, maka jumlah kromosom diparoh dan terjadinya dua macam spermatosit sekunder
yang haploid, yaitu yang satu mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –X dan
yang lainnya mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –Y.
Bila pembelahan meiosis II yang berlangsung sebagai pembelahan biasa
selesai, maka terbentuklah 4 sel spermatid yang masing-masing haploid. Dua buah
spermatid masing-masing mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –X dan dua yang
lainnya mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –Y. Selanjutnya spermatid akan
berkembang menjadi spermatozoa. Nucleus dari spermatid membentuk bagian yang
terpenting dari kepala spermatozoa. Dalam sitoplasma spermatid terdapat
butir-butir halus disebut mitokondria dan sentriol. Sementara sitoplasma ini
belum volumenya berkurang maka sentriol membentuk berkas serabut halus yang
nantinya menjadi ekor dari spermatozoa. Spermatozoa yang selesai dibentuk
terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian kepala, bagian tengah dan bagian ekor.
Jutaan sel diploid mengalami perkembangan ini di dalam tubus
seminiferous yang terdapat di dalam buah zakar (testis). Perkembangan dari sel
diploid (spermatosit primer) sampai terbentuknya spermatozoa memakan waktu
kira-kira 64-72 hari. Akan tetapi karena setiap hari ada sel-sel baru yang
mengalami proses perkembangan itu, maka seorang pria yang normal dan sehat
tidak akan kekurangan sperma.
Setelah spermatozoa dilepaskan dan masuk ke dalam uterus(rahim),
dibutuhkan waktu 24 jam agar supaya spermatozoa mempunyai kemampuan untuk
memasuki sel telur. Biasanya air mani atau semen dikeluarkan mengandung
rata-rata 250-500 juta spermatozoa. Jika jumlah spermatozoa yang abnormal
melebihi 25% maka pria itu biasanya mandul (steril). Kira-kira 4 dari 10
perkawinan infertile terutama disebabkan karena jumlah spermatozoa terlalu
sedikit atau spermatozoa mengalami kelainan.
Pada pria tidak dikenal adanya fluktuasi hormon yang ekivalen dengan
siklus haid pada wanita. Pria normal dan sehat menghasilkan spermatozoa terus
menerus dalam jumlah besar. Produksi spermatozoa secara maksimal terjadi pada
kira-kira 16 tahun tetapi pria yang sehat akan terus membentuk spermatozoa
sampai ia meninggal dunia.
Spermatozoa yang dihasilkan dalam tubus seminiferous akan tertahan di
epididims, dimana ia akan bercampur dengan cairan yang dikeluarkan oleh
beberapa kelenjar. Sebelum masuk ke dalam epididymis spermatozoa tidak mampu
membuahi sel telur. Setelah melalui epididymis spermatozoa akan menjadi aktif
untuk berlangsungnya spermatogenesis itu testis harus memiliki temperature
3-4ºC di bawah temperature badan (37ºC). ada yang berpendapat bahwa pakaian
pria yang terlalu tebal akan menimbulkan temperature yang lebih tinggi daripada
temperature normal yang berlaku untuk sk. Otum, sehingga mengurangi jumlah
spermatozoa yang dibentuk. Sperma ada dua macam yaitu tak berflagellum dan
berflagellum. Yang tak berflagellum jarang terdapat, hanya pada beberapa
evetebrata (nematode dan crustacea). Yang berflagella umum tardapat pada hewan,
flagellum itu ada yang satu (umum) dan ada yang dua.
C. Pematangan dan Penyimpanan
Sperma
Setelah terbentuk dalam tubulus seminiferous sperma membutuhkan waktu
beberapa hari untuk melewati epididymis. Sperma bergerak dari tubulus
seminiferous ke bagian awal epididymis selama 18-24 jam. Sperma memiliki
kemampuan motilitas walaupun beberapa faktor menghambat cairan dalam epididymis
untuk mencegah mobilitas setelah proses ejukulasi menyekresi cairan yang
mengandung hormon testosterone dan estrogen, enzim-enzim serta nutrisi khusus
untuk pematangan sperma.
Kedua testis dapat membentuk sperma ± 120 juta setiap hari. Sejumlah
kecil sperma dapat disimpan dalam epididymis, sedangkan sebagian besar sisanya
disimpan dalam vas diferens sehingga dapat mempertahankan fertilitasnya dalam
duktus genitalis salama 1 bulan. Dengan aktivitas seksualitas yang tinggi,
penyimpanan hanya berapa hari saja.
Kelenjar prostat berfungsi menghasilkan cairan encer yang mengandung ion
sitrat, ion phospat, enzim pembeku, dan profibrinosilin. Selama pengisian
kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga
cairan encer dapat dapat dikeluarkan untuk menambahkan lebih banyak jumlah
semen. Sifat yang sedikit basa dari cairan prostat memungkinkan untuk
keberhasilan fertilisasi (gumpalan) ovum karena cairan vas deferens sedikit
asam. Cairan prostat menetralisirkan sifat asam dari cairan lain setelah
ejakulasi.
D. Pengaturan Spermatogenesis,
Sekresi Metabolisme dan Sifat Kimia
FSH melekat pada sel-sel dalam tubulus
seminiferous. Pengikatan ini mengakibatkan sel tumbuh dan menyekresikan
berbagai unsur spermatogenik. Secara bersamaan testosterone berdifusi ke dalam
tubulus dalam ruang interstisial yang mempunyai efek trofik terhadap
spermatogenesis. Untuk membangkitkan spermatogenesis dibutuhkan FSH, sedangkan
testosterone dibutuhkan agar dapat mempertahankan spermatogenesis untuk waktu
yang lama.
Sekresi androgen dalam tubuh memilki efek maskulinisasi termasuk
testosteron. Aktivitas maskulinisasi dari semua hormon sangat sedikit yaitu
kurang dari 5 % seluruh aktivitas tubuh pria dewasa. Sifat kimia androgen
adalah senyawa steroid untuk testosterone yang dapat dibentuk dari kolesterol
langsung dari asetil koenzim A. setelah testosteron dimetabolisme dan disekresi
testil 97 % testosteron akan menjadi lebih ikatannya dengan albumin plasma atau
lebih kuat berikatan dengan globulin yang disebut globulin pengikat hormon
kelamin bersirkulasi dengan darah.
Sebagai besar testosterone yang terikat ke jaringan diubah dalam sel-sel
menjadi dehidrotestosteron dalam
organ khusus seperti kelenjar prostat pada pria dewasa dan dalam genetalia
eksterna pada janin laki-laki. Pembentukan estrogen juga terjadi pada pria. Di
samping itu, testosteron juga ditemukan dalam urine pria. Jumlah estrogen dalam
cairan tubulus seminiferous cukup tinggi dan menjalankan perannya dalam
spermatogenesis.
Komponen Reproduksi
|
Komponen Reproduksi
|
Testis
Epididymis dan duktus deferens
Veskulasi seminalis
Kelenjar prostat
Kelenjar bulbo ureter
|
Menghasilkan sperma.
Mengeluarkan testosterone
Berfungsi sebagai tempat keluarnya sperma dari
testis.
Sebagai pematang motilitas dan fertilitas sperma.
Memekatkan/mengentalkan dan menyimpan sperma.
Menghasilkan
fruktosa untuk memberi sperma yang dikeluarkan.
Mengeluarkan prostalglandin yang merangsang
motilitas saluran reproduksi pria dan wanita untuk membantu mengeluarkan
sperma.
Menghasilkan sebagian besar cairan semen.
Menyediakan sebagian besar cairan semen.
Menyediakan precursor (proses biologi) untuk
pembekuan semen.
Mengeluarkan cairan basa yang menetralkan sekresi
vagina yang asam.
Memicu pembekuan semen, untuk menjaga sperma tetap
berada dalam vagina pada saat penis dikeluarkan.
Mengeluarkan mucus untuk pelumasan.
|
E. Hormon pada Pria
1.Testosterone
Dihasilkan oleh sel interstisial yang terletak antara tubulus
seminiferus. Sel ini berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak
terdapat pada pria dewasa. Setelah pubertas, sel interstisial banyak
menghasilkan hormon testosterone yang di sekresi oleh testis. Sebagian besar
testosterone beriktan longer dengan protein plasma yang terdapat di dalam darah
dan sebagia terikat pada jaringan yang dibuahi dalam sel menjadi
dehidrasitestosteron. Testosteron yang tidak terikat pada jaringa dengan cepat
diubah oleh hati aldosterone dan dehidroepialdosteron. Konjugasi ini disekresi
dalam usu menjadi empedu ke dalam urin.
Fungsi testosterone sebagai berikut :
o
Efek desensus (penempatan) testis. Hal ini menunjukkan
bahwa testosterone merupakan hal yang penting untuk perkembangan seks pria
selama kehidupan manusia dan merupakan faktor keturunan.
o
Perkembangan seks primer dan sekunder : sekresi
testosterone setelah pubbertas menyebabkan penis, testis, dan skrotum membesar
sampai 20 tahun serta mempengaruhi pertumbahan sifat seksual sekunder pria
mulai pada masa pubertas.
2. Hormon Gonadropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormon yaitu Lutae
hormon (LH) dan Folikel Stimulating Hormon (FSH). Bila testis di rangsang oleh
LH dari kelenjar hiposis maka sekresi testosterone selam kehidupan fetus
penting untuk peningkatan pembentukan organ seks pria.
Perubahan spermatogenesis menjadi spermatosis dalam tubulus seminiferus
di rangsang oleh FSH. Namun, FSH tidak dapat menyelesaikan pembentukan
spermatozoa. Oleh karena itu, testosterone disekresi secara serentak oleh sel
intertisial yang berdifusi menuju tubulus seminiferus. Testosterone diperlukan
untuk prose pematangan akhir spermatozoa.
3. Hormon Estrogen
Dibentuk dari testosterone dan dirangsang oleh hormon perangsang
folikel. Hormon ini memungkinkan spermatogenesis untuk meyekresi protein
peningkat endogen untuk meningkat testosterone dan estrogen serta membawa
keduanya ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus untu pematangan sperma.
4.
Hormon Pertumbuhan
Diperlukan untuk mengatur latar belakng fungsi metabolism testis secara
khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis sendiri. Bila
tidak terdapat hormon pertumbuhan, maka spermatogenesis sangat berkurang atau
rtidak ada sama sekali.
Pengaruh GnRH meningkatkan sekresi LH dan FSH
Hipotalamus melepaskan Gonadotropin Hormone (GnRH) yang diangkut ke
kelenjar hipotalamus anterior untuk merangsang pelepasan LH dan FSH dalam darah
porta. Perangsangang hormon ini ditentukan oleh frekuensi dari siklue sekresi
dan GnRH yang dilepas pada setiap siklus. Sekresi LH mengikuti pelepasan GnRH
lalu sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respon perubahan jangka panjang
GnRH.
Pengaruh hormon Gonadotrophin terhadap LH dan FSH. Hormon ini disekresi
oleh sel-sel yang sama dalam kelenjar hipofisis anterior. LH dan FSH adalah
glikoprotein yang berkaitan dengan protein dalam molekul yang sangat
bervariasi. Dalam keadaaan yang berbeda dapat mengubah kemampuan aktivitas
dasar LH maupun FSH hingga mengeluarkan pengaruhnya pada jaringan di dalam
testis melalui aktivitas pengaktifan sistem enzim khusus dalam sel-sel target
berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia seperti halnya makhluk lainnya yang membias secara seksual mulai
saat tertentu akan membentuk sel-sel kelamin (gamet-gamet). Sel sel kelamin
yang dibentuk laki-laki dinamakan sel
mani (spermatozoa), sedangkan yang dibentuk perempuan dinamakan sel telur
(ovum). Spermatogenesis ialah proses pembentukan spermatozoa yang berlangsung
di dalam buah zakar (testis).
Alat kelamin jantan terdiri dari buah zakar (testis), kantung mani,
saluran mani, kelenjar prostat, dan zakar (penis). Orang laki-laki mencapai
akil balik antara umur 12 sampai 16 tahun. Permualaan akil balik ini dimulai
dengan dihasilkannya hormon gonadotrofin yang dihasilkan oleh kelenjar
pituitari. Spermatozoa berasal dari sel primodial yang di sebut spermatosit
primer, yang mengandung 46 kromosom, yaitu 44 autosom dan 2 kromosom kelamin
(pada pria berupa kromosom kelamin-X dan-Y).
Terdapat hormon-hormon yang mempengaruhi proses spermatogenesis yaitu:
1.
Testosterone
Dihasilkan oleh sel interstisial yang terletak antara tubulus
seminiferus. Sel ini berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak
terdapat pada pria dewasa.
2.
Hormon Gonadropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormon yaitu Lutae
hormon (LH) dan Folikel Stimulating Hormon (FSH).
3.
Hormon Estrogen
Dibentuk dari testosterone dan dirangsang oleh hormon perangsang
folikel.
4.
Hormon Pertumbuhan
Diperlukan untuk mengatur latar belakng fungsi metabolism testis secara
khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Suryo, 2005, Genetika Manusia, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Susan L. Elrod, 2007, Genetika, Jakarta: Erlangga.
Syaifuddin, 2009, Fisiologi Tubuh MAnusia Untuk Mahasiswa
Keperawatan,Jakarta: Salemba Medika.
Wildan Yatim, 1994, Embryologi , Bandung: PT. Tarsito.
Fertilisasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembuahan atau fertilisasi
(singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel
bernukleus untuk membentuk sel tunggal(zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya
melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus
(kariogami) dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari
kebanyakan siklus seksual eukariota dan pada dasarnya gamet-gamet melebur
adalah haploid. Bila mana keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi
tersebut disebut isogami. Bila mana berbeda dalam ukuran tapi serupa dalam
bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil dan biasanya lebih besar
dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan
sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya
tidak berflagel dan polen tube terlibat dalam proses fertilisasi.
1.2
Rumusan Masalah
Ø Apa pengertian fertilisasi?
Ø Bagaimana pendekatan spermatozoon atau sel telur?
Ø Bagaimana penempelan spermatozoon pada selaput telur?
Ø Bagaimana penetrasi spermatozoon kedalam ooplasma ?
Ø Bagaimana pergabungan pronukleus jantan dan betina?
Ø Bagaimana cara inisiasi pembelahan zigot?
Ø Apa pengertian kontrasepsi?
1.3 Tujuan Makalah
Ø Menjelaskan pengertian fertilisasi
Ø Menjelaskan bagaimana pendekatan spermatozoon atau sel telur
Ø Menjelasakan bagaimana penempelan spermatozoon pada selaput telur
Ø Menjelasakan bagaimana penetrasi spermatozoon kedalam ooplasma
Ø Menjelasakan bagaimana pergabungan pronukleus jantan dan betina
Ø Menjelaskan bagaimana cara bagaimana cara inisiasi pembelahan zigot
Ø Menjelaskan pengertian kontrasepsi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fertilisasi
Masuknya sperma kedalam ovum disebut pembuahan.
Setelah sperma masuk ovum itu jadi berhasil (fruitful) tumbuh jadi individu
baru. Itulah sebabnya disebut pembuahan. Ovum yang sudah dibuahi disebut dengan
zigot. Perkataan zigot berarti berpasangan atau berhubungan. Berasal dari
peristiwa berpasangan kedua belah kromosom gamet pihak jantan dan betina yang
saling haplont, sehingga zigot ang terjadi dalam susunan diplont. Setelah
terjadi pembuahan zigot pun mengalami pertumbuhan embryologi.
Perjalanan gamet ke tempat pembuahan sperma
menempuh perjalanan 3 tahap yaitu :
Ø
Dalam
tubuh jantan
Ø
Diluar
tubuh jantan
Ø
Dalam
tubuh betina
Dalam tubuh jantan
Sperma
dan sedikit plasma mani keluar tubulus seminiforus. Masuk kedalam vas efferent,
oleh adanya tekanan volume dalam tubulus .volume meningkat karena (1)
meningkatnya getahan dari sertoli berupa plasma, (2) merembesnya cairan dari
ruang antar sel antara tubuli ke dalam tubuli, (3) menumpuknya sperma yang
dihasilkan.
Dalam
vas efferent sperma bergerak pelan sekali, berlangsung berhari. Gerakan ini
disebakan meningkatkan produksi tubulus (sperma,plasma) sehingga mendesak yang
di depan untuk maju.
Perjalanan sperma dalam tubuh betina
Kalau pembuahan dalam tubuh betina, jika
pembuahan dibagian posterior oviduct perjalanan sperma pendek saja. Sperma
bergerak aktif untuk mencapai ovum. Kalau pembuahan di bagian anterior oviduct,
gerakan sperma oleh gerakan berenang aktif sperma sendiri, kerutan
antiperistaltis saluran kelamin betina (vagina, cervix, uterus, tuba
fallophii), bersikap sebagai pompa pengisap.
Kecepatan dalam tubuh betina
Rata-rata perjalanan sperma itu beberapa puluh
menit untuk sampai ke tempat pembuahan. Pada tikus, mencit dan domba sekitar
15 menit. Orang 30 menit sampai 3 jam. Kelinci dan ayam sekitar 1 jam. Bagi
yang membuahi di ovarium perjalanan sperma dari infundibulum sampai ke sana
memakan waktu hanya beberapa menit. Gerakan sperma dri sini semata-mata oleh
kegiatan flagellumnya.
Ketahanan sperma dalam tubuh betina
Elasmobranchii dapat tahan hidup beberapa
bulan. Pada ikan aquarium seperti labistes dan gabus bisa mencapai 1 tahun.
Dalam spermatheca berbagai urodela dapat tahan berbulan-bulan. Pada ayam dapt
tahan dalam saluran kelamin betina selama 2-3 minggu.
Di antara mamalia yang memegang rekort ialah
kelelawar darah dingin. Kawin jauh sebelum telur matang dan berovulasi, dan sperma disimpan disuatu
kantong vagina. Selama itu sperma tidur disana sampai musim dingin.induk
kelelawarnya sediri
pun tidur selama musim itu di dalam gua. Baru pada awal musim panas 3 bulan
kemudian ovum matang, berovulasi, dan
spema pun bangun dan membuahi.
Pada
kebanyakan mamalia sperma hanya tahan hidup dalam saluran kelamin betina selama
1-3 hari. Pada kelinci ternyata sperma berada antara 10-14 jam dalam saluran
kelamin betina sebelum membuahi. Pada marmut sperma tahan sampai 40 jam. Lama
tahan hidup sperma dalam saluran kelamin wanita memegang peranan menentukan
dalam perhitungan “masa subur” atau “masa pantang” (masa pantang untuk program kontrasepsi) “masa subur” itu
sama-sama diperhitungkan pula dengan lama tahan ovum untuk bisa dibuahi sejak
terjadinya ovulasi.
Ovum
Jauh
perjalanan bergantung pada tempat pembuahan dibagi atas 3 daerah yaitu : (1) perjalaann lewat peritoneum, (2)
lewat oviduct, (3) keluar tubuh.
Setelah
ovulasi sel telur jatuh ke peritoneum ini ditampung oleh infundibulum.
Infundibulum berbentuk menjari untuk menampung telur yang keluar ovarium dengan
sempurna, dan sedikit sekali kemungkinan akan gagal dan jatuh ke rongga
abdomen. Infundibulum sendiri bergerak, sehingga bersifat mengisap.
Pada
mamalia ovarium terpisah sekali dari oviduct. Ketika ovulasi berlangsung
indifundibulum bergerak mendekati dan mengelilingi ovarium. Ovarium dapat pula
berubah letak sehingga dapat masuk ke muara infundibulum ketika ovulasi
berlangsung. Sementara itu cairan infundibulum pun melancarkan daya melekat ovum yang ke luar dari ovarium.
2.
Gerakan mengayuh cilia dinding vas efferent sendiri
Dari
vas efferent sperma dan plasma masuk ke ductus epididymis. Perjalanandisini
lebih pelan lagi, berlangsung berminggu sampai mendekati sebulan. Sambil
berjalan sperma mengalami pematangan fisiologis dan dicadangkan untuk
dikeluarkan sewaktu-waktu secara besar-besaran. Gerakan mani dalam ductus
epididymis disebabkan:
Ø
Takanan
oleh volume meningkat dari vas efferent
Ø
Kerutan
otot dinding epididymis
Ø
Penumpukan
getahan kelenjar dinding epididymis berupa plasma
Ø
Kerutan
otot dinding vas efferent secara peristalsis, meyebabkan sebagai pompa
pengisap, sehingga mani mengalir maju ke arah dista
Dari
ductus epididymis mani masuk ke vas deferens. Mani bergerak karena kerutan otot dindingnya, terutama pada hewan
yang membuahi didalam tubuh betina. Kerutan otot itu pun terjadi sewaktu-waktu
saja. Yakni ketika terjadi coitus atau oleh rangsangan sex yang kuat.
Pada
kebanyakan hewan vas deferens juga berfungsi sebagai pencadangan mani sampai
berbulan-bulan. Pada pisces ternyata mani dapat disimpan di sini selama 5-6
bulan sampai musim kawin tiba.
Setelah
menerima getahan vesicula seminalis berupa plasma dan bermuara ke vas deferens
sendiri, jumlah plasma mani pun meningkat. Setelah menerima saluran vesicula
seminalis itu lapisan otot vas deferens lebih tebal lagi, yang memperkuat
kerutan. Bagian vas deferens yang mengembung sebelum menerima saluran vesicula
seminalis disebut ampulla. Bagian ini dapat pula berfungsi sebagai tempat
menyimpan sementara mani. Pada sapi disini bisa tahan sampai 2-3 hari.
Setelah
menerima saluran vescula seminalis vas deferens disebut ductus ejaculatorius.
Bagian ini memiliki lapisan otot yang lebih tebal lagi dari sebelumnya, dan
berkerut dengan kencang waktu coitus atau oleh rangsangan sex yang kuat.
Gambar
berikut bagian-bagian saluran kelamin jantan yang dilewati mani ke tempat
pembuahan :
Keterangan
gambar :
a. Gladula vesiculosa (vesicula seminalis)
b. Ureter
c. Testis
d. Vesica
e. Vas deverens
f. Ductus epididymis
g. Duktus urogenitalis
h. Urethra
i.
Penis
Variasi pada berbagai hewan
Pada banyak hewan seluruh vas deferens sampai
cloaca (reptilia, aves,monotremata dan juga amphibia), dipakai sebagai tempat
penyimpanan mani. Vesicula seminalis pada mamalia adalah kelenjar untuk
menghasilkan plasma mani. Tapi pada hewan lain sebagai gudang mani, sesuai
dengan namanya. Vesikula itu pada aves terletak dekat ke bagian distal vas
deferens, untuk memudahkan pengeluaran mani sewaktu-waktu dan sering, seperti
terdapat pada ayam. Vesicula ini pun berubah sesuai dangan musim. Pada musim kawin membesar, pada musim istirahat
kisut.
Pada hewan yhang nsaluran gonadnya pendek
(Pices,Amphibia) tubuli seminiferi langsung berfungsi sebagai gudang mani.
Sedangkan saluran gonad (duktus spermaticus) ada yang gembung, yang juga selain
untuk menggerakkan dan memompakan mani keluar, juga sebagai gudangnya.
Di luar tubuh
jantan
Pada kebanyakan vertebrata, pisces dan Amphibia mani di
keluarkan jantan dekat-dekat pada telur yang baru saja dikeluarkan betinanya
dan serentak. Waktu serentak itu disebut spawning. Karena itu perjalanan disini
pendek sekali. Sperma bergerak aktif dalam medium cair untuk mencapai telur,
lalu membuahinya.
Pada reptilia, aves dan mamalia, yang membuahi dalam tubuh betina, tak ada perjalanan mani di luar tubuh jantan,
tapi langsung diantarkan ke dalam saluran kelamin betiana.
Di dalam tubuh betina
Mani diantarkan ke tubuh betina biasanya lewat
alat pengantar yang dimasukkan atau berkontak ketat dengan saluran kelamin
betina. Pisces yang membuahi dalam tubuh betina (gabus,yu) sirp dubur atau
sirip pelvis berubah bentuk untuk menyalurkan mani ke dalam tubuh betina . pada
urodela yang membuahi dalam tubuh betina. Reptilia dan Aves. Kloaka jantan berfungsi sebagai penyalur.
Cloaca jantan itu mengadakan kontak langsung dengan cloaca betina. Cloaca
betina memiliki di verticulum yang disebut spermatheca. Berguna untuk
menampung mani.
Reptilia beberapa aves dan seluruh mamalia
memiliki alat khusus untuk menyalurkan man, penis pada itik, emu, kasuari dan
burung unta (ostrich) cloaca menjulur panjang ketika coitus.Dalam penis
terkandung urethra disebut juga ductus urogenitalis karena juga menyalurkan
urine yang menampung aliran mani dari ductus ejaculatorius.
Tempat pembuahan
Berbagai spesises memiliki tempat pembuahan
tertentu, dan tetap selalu di situ, tidak pernah berubah-ubah yaitu :
1. Di posterior saluran telur (oviduct, tuba
fallopii), uroedela, Gymnophiona dan beberapa anura.
2. Di anterior oviduct : Reptilia, Aves,
Elasmobranchii, Mamalia
3. Pada rongga peritonium, antara ovarium dan
infundibulum, sedikit Urodela dan sedikit Aves
4. Folikel ovarium : sedikit teleostei contoh
gabus
5. Dalam kantung telur jantan : tangkur kuda dan
tangkur buaya
6. Di air : umumnya Evertebrata, Cyclostomata,
Pices dan Amphibia
Pembuahan
Keadaan gamet sekitar waktu pembuahan.
Ovum
Dalam tahap oosit. Ada yang masih tingkat 1,
ada yang sudah tingkat oosit II. Anjing dan serigala masih dalam tingkat oosit
I, lalu meiosis I dan II berlangsung setelah pembuahan. Pada Amphioxus meiosis
I sudah selesai ketika sperma masuk dan belakangan terbukti inni umum sekali
terdapat pada vertebrata, termasuk orang. Pada vertebrata oosit II sudah
terbentuk sebelum sperma masuk.
Ovum tak memiliki kegiatan apa-apa menjelang
pembuahan. Jika tak dibuahi akan mengalami cytolysis dulu lantas berdegenerasi.
Pernafasannya pun dengan sendirinya sangat rendah. Ia impermeabel terhadap
berbagai zak sekitar.
Sperma
Sebaliknya dengan ovum, ia sangat giat
menjelang pembuahan. Suasana dalam saluran kelamin betina membuat sperma itu memiliki apa yang dikenal
dengan “capacity” yakni kemampuan membuahi.
Melihat pada taraf pertumbuhannya, ia sudah
selesai menempuh semua proses meiosis I dan II, perubahan bentuk dari
pematangan fisiologis, sebelum waktu pembuahan.
Kegiatan gamet untuk membuahi
Ovum
Mengeluarkan gynogamon, yang terdiri dari :
1. Fertilizin
Fertilizin berkerja untuk (1) mengaktifkan
sperma untuk bergerak, (2) menarik sperma sebagai positif kemotaxis,(3) menggagglutinasi sperma supaya mereka bergumpal sekeliling ovum.
2. Zat penelur
Berkerja untuk merangsang jantan agar
mengeluarkan spermanya. Ini terdapat pada hewan yng membuahi diluar air.
Sperma
Mengeluarkan androgamon terdiri dari :
1. Hyaluronidase
Ini adalah enzim yang keluar dari acrosome, berfungsi
untuk melepaskan sel-sel folikel corona radiata sehingga telur jadi terlanjang
dan sperma menembus zona pellucida.
2. Antifertilizin
Dihasilkan sperma sendiri untuk bereaksi
dangan zat fertilizin yang dikeluarkan ovum. Sehingga sperma mendekat lalu
melekat ke ovum. Zat ini juga berguna untuk mencegah masuknya sperma lain ke
dalam ovum.
3. Zat penelur
Bekerja untuk merangsang betina agar
mengeluarkan telur-telurnya. Sebagai imbangan zat yang sama yang dikeluarkan
betina nya. Ini terdapat pada hewan yang membuahi diluar tubuh.
Bahan atau perlengkapan lain bagi sperma
Plasma mani mengandung bahan sebagai
lingkungan medium bagi kehidupan sperma, serta bahan makanannya. Plasma itu
meningkatkan gerakan sperma serta bersifat sebagai dapar, sehingga dapat
melindungi sperma dari bahaya lingkungan
yang terlalu asam atau alkalis. Bahan makanan sperma yang terkandung
dalam plasma ialah seperti fructose, vitamin c, viamin b komplex, dan mineral
(fe dan cu)
Ekor (flagellum) mengayuh sperma untuk
mencapai ovum. Pada sperma yang tak berflagellum ada yang memiliki semacam
roket dalam ekor. Ketika sperma melekat ke selaput ovum roket itu meletus dan
sperma terdorong masuk.
Hyaluronidase ternyata perlu cukup banyak
supaya sperma bisa masuk kedalam ovum. Enzim itu berasal dari sperma yang
datang mendekat dan menggumpal sekeliling ovum. Karena itu jumlah sperma
menentukan kefertilan pula. Jika jumlah
sperma kurang dari semestinya secara
normal jangan kurang dari 40 juta mani yang diejakulasi pada orang. Maka
hyaluronidase tak cukup banyak itu melepaskan sel-sel folikel yang memungkinkan
salah seekor sperma dapat menerobos masuk ke dalam ovum.
Masuknya sperma ke dalam ovum
Dengan bereaksinya bahan gynogamon dan
androgamon maka sperma akan menumpuk dan melekat serta tak bergerak lagi
diselaput ovum. Lalu seekor sperma menerobos masuk. Pada kebanyakan hewan seluruh tubuh sperma masuk, sehingga seluruh
komponen sel bergabung antara keduanya, tapi pada beberapa jenis hewan bagian
ekor tinggal di luar hanya bagian kepala, leher, dan badan yang masuk. Terdapat
pada kelinci dan Echinodermata.
Membrana telur kemudian terlepas dari ovum,
membentuk membrana pembuahan. Antara telur dan membrana pemnbuahan disebut
rongga perivitellina. Berisi cairan yang merembes dari telur sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)