BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seks secara genetika ditentukan oleh dua kromosom. Untuk membedakan dari
kromosom lain dinamakan kromosom X dan kromosom Y. Kromosom terbentuk segera
setelah pembelahan sel yang dimulai pada waktu perkembangan embrio. Pada minggu
ke tujuh kehamilan embrio mempunyai saluran genitalia primordial pada laki-laki
dan wanita, yang masing-masing berkembang menjadi epididimis dan duktus
deferens pada laki-laki dan terbentuk genitalia pada wanita.
Setelah lahir, kedua kelenjar kelamin tenang sampai diaktifkan oleh
gonadotrophin hipofisis untuk melaksanakan pematangan terakhir dari sistem
reproduksi yaitu pada masa pubertas dimana fungsi endokrin dan gametonik dari
perkembangan pertama sampai kemungkinan terjadi reproduksi. Pada anak usia 7-10
tahun terdapat peningkatan sekresi estrogen dan endrogen yang lambat dan
peningkatan akan lebih cepat pada umur belasan tahun.
Manusia seperti halnya makhluk lainnya yang membias secara seksual mulai
saat tertentu akan membentuk sel-sel kelamin (gamet-gamet). Sel sel kelamin
yang dibentuk laki-laki dinamakan sel
mani (spermatozoa), sedangkan yang dibentuk perempuan dinamakan sel telur
(ovum).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian spermatogenesis2. Bagaimana proses spermatogenesis?
3. Bagaiman hormon yang bekerja pada spermatogenesis ?
1. Untuk mengetahui pengertian tentang spermatogenesis.
2. Untuk mengetahui proses spermatogenesis.
3. Untuk mengetahui hormon yang bekerja pada spermatogenesis.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Spermatogenesis ialah proses pembentukan
spermatozoa yang berlangsung di dalam buah zakar (testis). Tubulus seminiferous
mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil dinamakan
spermatogenia, menjadi spermatosit, dan membelah diri membentuk dua spermatosit
yang masing-masing mengandung 23 kromosom setelah berapa minggu menjadi
spermatozoa. Spermatid pertama kali dibentuk masih mempunyai sifat umum
epiteloid kemudian sitoplasma menghilang lalu spermatid memanjang menjadi
spermatozoa yang terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor.
Setelah pembentukan tubulus seminiferous sperma masuk ke seminiferous
selama 18 jam- 10 hari hingga mengalami pematangan. Epididymis mensekresikan
cairan yang mengandung hormon, enzim dan gizi yang sngat penting dalam proses
pematangan sperma. Sebagian besar terdapat pada vas diferen dan sebagian kecil
terdapat dalam epididimis.
Spermatozoa untuk pertama kali dilihat oleh Johan Hamm dalam tahun 1677.
Hasil percobaannya dilaporkan kepada Anton Van Leeuwenhoek yang kemudian
memulaikan morfologinya secara mendetail kepada Royal Society di London. Akan
tetapi peran spermatozoa dalam pembuahan baru diketahui 200 tahun kemudian.
B. Spermatogenesis
Alat kelamin jantan terdiri dari buah zakar (testis), kantung mani,
saluran mani, kelenjar prostat, dan zakar (penis). Orang laki-laki mencapai
akil balik antara umur 12 sampai 16 tahun. Permualaan akil balik ini dimulai
dengan dihasilkannya hormon gonadotrofin yang dihasilkan oleh kelenjar
pituitari. Spermatozoa berasal dari sel primodial yang di sebut spermatosit
primer, yang mengandung 46 kromosom, yaitu 44 autosom dan 2 kromosom kelamin
(pada pria berupa kromosom kelamin-X dan-Y). setelah mengalami pembelahan meiosis
I, maka jumlah kromosom diparoh dan terjadinya dua macam spermatosit sekunder
yang haploid, yaitu yang satu mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –X dan
yang lainnya mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –Y.
Bila pembelahan meiosis II yang berlangsung sebagai pembelahan biasa
selesai, maka terbentuklah 4 sel spermatid yang masing-masing haploid. Dua buah
spermatid masing-masing mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –X dan dua yang
lainnya mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –Y. Selanjutnya spermatid akan
berkembang menjadi spermatozoa. Nucleus dari spermatid membentuk bagian yang
terpenting dari kepala spermatozoa. Dalam sitoplasma spermatid terdapat
butir-butir halus disebut mitokondria dan sentriol. Sementara sitoplasma ini
belum volumenya berkurang maka sentriol membentuk berkas serabut halus yang
nantinya menjadi ekor dari spermatozoa. Spermatozoa yang selesai dibentuk
terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian kepala, bagian tengah dan bagian ekor.
Jutaan sel diploid mengalami perkembangan ini di dalam tubus
seminiferous yang terdapat di dalam buah zakar (testis). Perkembangan dari sel
diploid (spermatosit primer) sampai terbentuknya spermatozoa memakan waktu
kira-kira 64-72 hari. Akan tetapi karena setiap hari ada sel-sel baru yang
mengalami proses perkembangan itu, maka seorang pria yang normal dan sehat
tidak akan kekurangan sperma.
Setelah spermatozoa dilepaskan dan masuk ke dalam uterus(rahim),
dibutuhkan waktu 24 jam agar supaya spermatozoa mempunyai kemampuan untuk
memasuki sel telur. Biasanya air mani atau semen dikeluarkan mengandung
rata-rata 250-500 juta spermatozoa. Jika jumlah spermatozoa yang abnormal
melebihi 25% maka pria itu biasanya mandul (steril). Kira-kira 4 dari 10
perkawinan infertile terutama disebabkan karena jumlah spermatozoa terlalu
sedikit atau spermatozoa mengalami kelainan.
Pada pria tidak dikenal adanya fluktuasi hormon yang ekivalen dengan
siklus haid pada wanita. Pria normal dan sehat menghasilkan spermatozoa terus
menerus dalam jumlah besar. Produksi spermatozoa secara maksimal terjadi pada
kira-kira 16 tahun tetapi pria yang sehat akan terus membentuk spermatozoa
sampai ia meninggal dunia.
Spermatozoa yang dihasilkan dalam tubus seminiferous akan tertahan di
epididims, dimana ia akan bercampur dengan cairan yang dikeluarkan oleh
beberapa kelenjar. Sebelum masuk ke dalam epididymis spermatozoa tidak mampu
membuahi sel telur. Setelah melalui epididymis spermatozoa akan menjadi aktif
untuk berlangsungnya spermatogenesis itu testis harus memiliki temperature
3-4ºC di bawah temperature badan (37ºC). ada yang berpendapat bahwa pakaian
pria yang terlalu tebal akan menimbulkan temperature yang lebih tinggi daripada
temperature normal yang berlaku untuk sk. Otum, sehingga mengurangi jumlah
spermatozoa yang dibentuk. Sperma ada dua macam yaitu tak berflagellum dan
berflagellum. Yang tak berflagellum jarang terdapat, hanya pada beberapa
evetebrata (nematode dan crustacea). Yang berflagella umum tardapat pada hewan,
flagellum itu ada yang satu (umum) dan ada yang dua.
C. Pematangan dan Penyimpanan
Sperma
Setelah terbentuk dalam tubulus seminiferous sperma membutuhkan waktu
beberapa hari untuk melewati epididymis. Sperma bergerak dari tubulus
seminiferous ke bagian awal epididymis selama 18-24 jam. Sperma memiliki
kemampuan motilitas walaupun beberapa faktor menghambat cairan dalam epididymis
untuk mencegah mobilitas setelah proses ejukulasi menyekresi cairan yang
mengandung hormon testosterone dan estrogen, enzim-enzim serta nutrisi khusus
untuk pematangan sperma.
Kedua testis dapat membentuk sperma ± 120 juta setiap hari. Sejumlah
kecil sperma dapat disimpan dalam epididymis, sedangkan sebagian besar sisanya
disimpan dalam vas diferens sehingga dapat mempertahankan fertilitasnya dalam
duktus genitalis salama 1 bulan. Dengan aktivitas seksualitas yang tinggi,
penyimpanan hanya berapa hari saja.
Kelenjar prostat berfungsi menghasilkan cairan encer yang mengandung ion
sitrat, ion phospat, enzim pembeku, dan profibrinosilin. Selama pengisian
kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga
cairan encer dapat dapat dikeluarkan untuk menambahkan lebih banyak jumlah
semen. Sifat yang sedikit basa dari cairan prostat memungkinkan untuk
keberhasilan fertilisasi (gumpalan) ovum karena cairan vas deferens sedikit
asam. Cairan prostat menetralisirkan sifat asam dari cairan lain setelah
ejakulasi.
D. Pengaturan Spermatogenesis,
Sekresi Metabolisme dan Sifat Kimia
FSH melekat pada sel-sel dalam tubulus
seminiferous. Pengikatan ini mengakibatkan sel tumbuh dan menyekresikan
berbagai unsur spermatogenik. Secara bersamaan testosterone berdifusi ke dalam
tubulus dalam ruang interstisial yang mempunyai efek trofik terhadap
spermatogenesis. Untuk membangkitkan spermatogenesis dibutuhkan FSH, sedangkan
testosterone dibutuhkan agar dapat mempertahankan spermatogenesis untuk waktu
yang lama.
Sekresi androgen dalam tubuh memilki efek maskulinisasi termasuk
testosteron. Aktivitas maskulinisasi dari semua hormon sangat sedikit yaitu
kurang dari 5 % seluruh aktivitas tubuh pria dewasa. Sifat kimia androgen
adalah senyawa steroid untuk testosterone yang dapat dibentuk dari kolesterol
langsung dari asetil koenzim A. setelah testosteron dimetabolisme dan disekresi
testil 97 % testosteron akan menjadi lebih ikatannya dengan albumin plasma atau
lebih kuat berikatan dengan globulin yang disebut globulin pengikat hormon
kelamin bersirkulasi dengan darah.
Sebagai besar testosterone yang terikat ke jaringan diubah dalam sel-sel
menjadi dehidrotestosteron dalam
organ khusus seperti kelenjar prostat pada pria dewasa dan dalam genetalia
eksterna pada janin laki-laki. Pembentukan estrogen juga terjadi pada pria. Di
samping itu, testosteron juga ditemukan dalam urine pria. Jumlah estrogen dalam
cairan tubulus seminiferous cukup tinggi dan menjalankan perannya dalam
spermatogenesis.
Komponen Reproduksi
|
Komponen Reproduksi
|
Testis
Epididymis dan duktus deferens
Veskulasi seminalis
Kelenjar prostat
Kelenjar bulbo ureter
|
Menghasilkan sperma.
Mengeluarkan testosterone
Berfungsi sebagai tempat keluarnya sperma dari
testis.
Sebagai pematang motilitas dan fertilitas sperma.
Memekatkan/mengentalkan dan menyimpan sperma.
Menghasilkan
fruktosa untuk memberi sperma yang dikeluarkan.
Mengeluarkan prostalglandin yang merangsang
motilitas saluran reproduksi pria dan wanita untuk membantu mengeluarkan
sperma.
Menghasilkan sebagian besar cairan semen.
Menyediakan sebagian besar cairan semen.
Menyediakan precursor (proses biologi) untuk
pembekuan semen.
Mengeluarkan cairan basa yang menetralkan sekresi
vagina yang asam.
Memicu pembekuan semen, untuk menjaga sperma tetap
berada dalam vagina pada saat penis dikeluarkan.
Mengeluarkan mucus untuk pelumasan.
|
E. Hormon pada Pria
1.Testosterone
Dihasilkan oleh sel interstisial yang terletak antara tubulus
seminiferus. Sel ini berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak
terdapat pada pria dewasa. Setelah pubertas, sel interstisial banyak
menghasilkan hormon testosterone yang di sekresi oleh testis. Sebagian besar
testosterone beriktan longer dengan protein plasma yang terdapat di dalam darah
dan sebagia terikat pada jaringan yang dibuahi dalam sel menjadi
dehidrasitestosteron. Testosteron yang tidak terikat pada jaringa dengan cepat
diubah oleh hati aldosterone dan dehidroepialdosteron. Konjugasi ini disekresi
dalam usu menjadi empedu ke dalam urin.
Fungsi testosterone sebagai berikut :
o
Efek desensus (penempatan) testis. Hal ini menunjukkan
bahwa testosterone merupakan hal yang penting untuk perkembangan seks pria
selama kehidupan manusia dan merupakan faktor keturunan.
o
Perkembangan seks primer dan sekunder : sekresi
testosterone setelah pubbertas menyebabkan penis, testis, dan skrotum membesar
sampai 20 tahun serta mempengaruhi pertumbahan sifat seksual sekunder pria
mulai pada masa pubertas.
2. Hormon Gonadropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormon yaitu Lutae
hormon (LH) dan Folikel Stimulating Hormon (FSH). Bila testis di rangsang oleh
LH dari kelenjar hiposis maka sekresi testosterone selam kehidupan fetus
penting untuk peningkatan pembentukan organ seks pria.
Perubahan spermatogenesis menjadi spermatosis dalam tubulus seminiferus
di rangsang oleh FSH. Namun, FSH tidak dapat menyelesaikan pembentukan
spermatozoa. Oleh karena itu, testosterone disekresi secara serentak oleh sel
intertisial yang berdifusi menuju tubulus seminiferus. Testosterone diperlukan
untuk prose pematangan akhir spermatozoa.
3. Hormon Estrogen
Dibentuk dari testosterone dan dirangsang oleh hormon perangsang
folikel. Hormon ini memungkinkan spermatogenesis untuk meyekresi protein
peningkat endogen untuk meningkat testosterone dan estrogen serta membawa
keduanya ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus untu pematangan sperma.
4.
Hormon Pertumbuhan
Diperlukan untuk mengatur latar belakng fungsi metabolism testis secara
khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis sendiri. Bila
tidak terdapat hormon pertumbuhan, maka spermatogenesis sangat berkurang atau
rtidak ada sama sekali.
Pengaruh GnRH meningkatkan sekresi LH dan FSH
Hipotalamus melepaskan Gonadotropin Hormone (GnRH) yang diangkut ke
kelenjar hipotalamus anterior untuk merangsang pelepasan LH dan FSH dalam darah
porta. Perangsangang hormon ini ditentukan oleh frekuensi dari siklue sekresi
dan GnRH yang dilepas pada setiap siklus. Sekresi LH mengikuti pelepasan GnRH
lalu sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respon perubahan jangka panjang
GnRH.
Pengaruh hormon Gonadotrophin terhadap LH dan FSH. Hormon ini disekresi
oleh sel-sel yang sama dalam kelenjar hipofisis anterior. LH dan FSH adalah
glikoprotein yang berkaitan dengan protein dalam molekul yang sangat
bervariasi. Dalam keadaaan yang berbeda dapat mengubah kemampuan aktivitas
dasar LH maupun FSH hingga mengeluarkan pengaruhnya pada jaringan di dalam
testis melalui aktivitas pengaktifan sistem enzim khusus dalam sel-sel target
berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia seperti halnya makhluk lainnya yang membias secara seksual mulai
saat tertentu akan membentuk sel-sel kelamin (gamet-gamet). Sel sel kelamin
yang dibentuk laki-laki dinamakan sel
mani (spermatozoa), sedangkan yang dibentuk perempuan dinamakan sel telur
(ovum). Spermatogenesis ialah proses pembentukan spermatozoa yang berlangsung
di dalam buah zakar (testis).
Alat kelamin jantan terdiri dari buah zakar (testis), kantung mani,
saluran mani, kelenjar prostat, dan zakar (penis). Orang laki-laki mencapai
akil balik antara umur 12 sampai 16 tahun. Permualaan akil balik ini dimulai
dengan dihasilkannya hormon gonadotrofin yang dihasilkan oleh kelenjar
pituitari. Spermatozoa berasal dari sel primodial yang di sebut spermatosit
primer, yang mengandung 46 kromosom, yaitu 44 autosom dan 2 kromosom kelamin
(pada pria berupa kromosom kelamin-X dan-Y).
Terdapat hormon-hormon yang mempengaruhi proses spermatogenesis yaitu:
1.
Testosterone
Dihasilkan oleh sel interstisial yang terletak antara tubulus
seminiferus. Sel ini berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak
terdapat pada pria dewasa.
2.
Hormon Gonadropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormon yaitu Lutae
hormon (LH) dan Folikel Stimulating Hormon (FSH).
3.
Hormon Estrogen
Dibentuk dari testosterone dan dirangsang oleh hormon perangsang
folikel.
4.
Hormon Pertumbuhan
Diperlukan untuk mengatur latar belakng fungsi metabolism testis secara
khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Suryo, 2005, Genetika Manusia, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Susan L. Elrod, 2007, Genetika, Jakarta: Erlangga.
Syaifuddin, 2009, Fisiologi Tubuh MAnusia Untuk Mahasiswa
Keperawatan,Jakarta: Salemba Medika.
Wildan Yatim, 1994, Embryologi , Bandung: PT. Tarsito.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar