Jumat, 13 Januari 2017

Pembentukan Selaput Embrio

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi (berkembang biak). Reproduksi bertujuan untuk melestarikan atau mempertahankan keberadaan atau eksistensi suatu spesies tersebut. Seperti organisme lainnya, manusia berkembang biak secara seksual dan pada saat tertentu akan membentuk sel-sel kelamin (gamet). Setelah sel telur di dalam ovarium masak, dinding rahim menebal dan banyak mengandung pembuluh darah. Pembuahan melalui didahului oleh peristiwa ovulasi yaitu lepasnya sel telur yang masak dari ovarium. Jika sperma bertemu dengan ovum akan terjadi pembuahan. Pembuahan terjadi di oviduk. Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot. Zigot yang terbentuk segera diselubungi oleh selaput, kemudian menuju rahim. Di dalam rahim zigot menanamkan diri pada dinding rahim yang telah menebal.
Selaput ini dikenal dengan nama selaput embrionik. Selaput terbentuk selama perkembangan embrio dan bukan merupakan bagian dari tubuh embrio dan letaknya di luar tubuh embrio. Memiliki fungsi sebagai media perantara pertukaran zat serta perlindungan bagi embrio, pemberi nutrisi, proteksi, dan seksresi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian selaput embrio?
2.      Bagimana pembentukan Selaput embrio?
3.      Bagaimana mekanisme pembentukan selaput embrio pada ayam?
4.      Bagaimana mekanisme pembentukan selaput embrio pada mamalia?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian selaput embrio
2.      Untuk mengetahui pembentukan selaput embrio
3.      Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pembentukan selaput embrio pada ayam
4.      Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pembentukan selaput embrio pada mamalia


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Selaput Embrio
Selaput embrio merupakan selaput pada bagian luar yang membungkus embrio agar berada persis pada posisi normal dii dalam organ reproduksi betina yaitu tempat embrio berkembang, berfungsi sebagai perlindungan agar embrio tidak terkontaminasi oleh antigen lain. Selaput embrio berfungsi sebagai media perantara bagi pertukaran zat serta perlindungan bagi embrio. Embrio dapat bertahan hidup sendiri selama beberapa waktu dengan menyerap makanan dari kantung kuning telur.

B.     Pembentukan Selaput Embrio
Ada empat macam selaput embrio yang umumnya terdapat pada embrio vertebrata tingkat tinggi, yaitu sebagai berikut:
1.      Amnion
Amnion berasal dari bahasa yunani yang berarti membran fetus. Amnion disusun oleh ektoderm (di dalam) dan mesoderm somatik (di luar) yang disbut somaotopleura, membentuk suatu kantung menyelbungi embrio dan berisi dengan cairan. Keberadaan selaput ini sangat khas pada reptil, aves dan mamalia sehingga pada kelompok ini sering disebut dengan kelompok Amniota, sedangkan ikan dan amphibi tidak memilki amnion yang disebut dengan Anamniota. Fungsi amnion antara lain melindungi embrio secara langsung, menghindari embrio dari kekeringan dan perlekatan ke dinding uterus dan cangkak (pada telur) dan berperan sebgai penawar goncangan (shock absorber).
Rongga amnion berisis cairan jernih seperti air yang sebagian dihasilkan oleh sel-sel amnion, tetapi terutama berasal dari darah ibu. Jumlah cairan amnion meningkat dari sekitar dari 30 mL pada 10 minggu masa gestasi, menjadi 350 mL pada umur 20 minggu kehamilan, 800-1000 mL pada 37 minggu. Pada bulan-bulan permulaan kehamilan, mudigah bergantung pada tali pusarnya di dalam cairan ini, yang berperan sebagai bantalan pelindung. Cairan amnion ini menyerap goncangan-goncangan, mecegah perlekatan mudigah pada amnion dan memberikan ruang gerak pada janin. Volume cairan amnion bertukar setiap 3 jam.Mulai dari awal bulan kelima, janin menelan cairan amnionnya sendiri, dan diperkirakan ia minum 400 mL/ hari, yaitu sekitar separuh jumlah totalnya. Urine janin masuk ke dalam cairan amnion setiap hari pada bulan kelima, tetapi urine ini sebagian besar adalah air, karena plasenta pada saat itu berfungsi sebagai tempat pertukaran sisa-sisa metabolisme. Pada saat lahir membran amniokorion membentuk bagian gaya hidrostatik yang membantuk melebarkan saluran leher rahim.

2.      Kantong Yolk
Kantung yolk disusun oleh endoderm dan mesoderm splanknik (splanchnopleura). Dalam kantong yolk terdapat pembuluh vitelin yang berguna untuk menyerap dan menyebarkan yolk pada embrio.   Kuning telur/ Kantong yolk sangat erat fungsinya dalam nutrisi pada embrio. Fungsi kantung Yolk mencerna yolk (dengan bantuan enzim pada endodermnya) dan tempat awal pembentukan pembuluh darah dan butir-butir darah (pembuluh darah vitelin).

3.       Chorion
choriun berasal dari bahasa yunani yang berati kulit. Chorion atau serosa adalah membran embrio yang paling luar yang berbatasan dengan cangkang atau jaringan induk, yang merupakan tempat pertukaran antara embrio dan lingkungan sekitarnya. Pada hewan-hewan ovivar, chorion berfungsi sebagai petukaran gas bagi respirasi. Pada mamalia, choriom tidak hanya berperan sebagai pembungkus dan respirasi saja tetapi juga dalam nutrisi, eksresi,viltrasi dan sintesis hormon.
Chorion kadang-kadang disebut amnion palsu (false amnion). Hal ini disebabkan karena memiliki lapisan somaopleura yang susunannyaa terbalik dengan selaput amnion (ektoderm diluar dan mesoderm somatik di dalam). Pada aves, chorion berada di bawah cangkang kapur. Fungsi chorion yaitu melindungi embrio (terluar), berperan dalam pembenukan plasenta (pada mamalia), dan bersama dengan allantois berfungsi dalam respirasi.
 Peran chorion pada mamalia, :
a.       Dalam implantasi akan membentuk vili
b.      Penghasil hormon
·         HCG, untuk mempetahankan copus luteum pada ovarium agar tetap menghasilkan progesteron
·         Soatomammotropin, merangsang kelenjar mammae untuk menghasilkan laktasi, disebut hormon PLH
·         Menolak reaksi inkompatibilitas (immitis), yaitu dengan menekan T. Limfosit (penghasil antibodi) sehingga konseptus tidak ditolak.


4.      Alantois
Kantung allantois terbentuk dari evaginasi usus belakang, allantois akan membesar memenuhi ruang dibawah korion. Allantois disusun oleh slpanknopleura (endoderm di dalam dan mesoderm slanknik di luar). Fungsi allantois yaitu pembuluh-pembuluh darah yang berasal dari membran splanknik pada allantois bersama-sama chorion berperan dalam respirasi, yaitu membekali embrio dengan O2, sebagai kantong penampung sampah-sampah metabolisme (terutama urea) dan merupakan ginjal embrional, pembuluh-pembuluh darah dari allantois akan menyerap Ca2+ sehigga cangkang kapur akan rapuh sehngga mudah untuk menetas. Semua selaput waktu menetas akan ditinggalkan, kecuali padabeberapa unggas, tangkai allantois menjadi vesica urinaria.

 

C.    Mekanismpe Pembentukan Selaput Embrio Pada Ayam
Pada embrio awal, somatopleura meluas ke luar daerah tubuh embrio sampai ke atas yolk. Daerah di luar dari tubuh embrio disebut ekstra embrio. Mula-mula tubuh embrio ayam tidak mempunyai batas sehingga lapisan-lapisan ekstra embrio saling berkelanjutan. Dengan terbentuknya tubuh embrio, secara berurutan dibentuk lipatan-lipatan sehingga akhirnya tubuh embrio hampir terpisah dai yolk. Dengan adanya lipatan-lipatan tubuh ini maka batas antara daerah intra embrio dan ekstra embrio menjadi jelas.
Kantung yolk merupakan selaput ekstra embrio yang paling awal dibentuk, splanknopleura embrio ayam tidak membentuk suatu saluran tertutup tetapi tumbuh di atas permukaan yolk, dan mengelilinginya sehingga membentuk suatu kantung. Splanknopleura yang mengelilingi yolk awalnya berasal dari hipoblast primer dan sekunder. Kantung kuning telur meluas di atas permukaan massa kuning telur. Sel-sel kantung kuning telur akan mencerna kuning telur, dan pembuluh darah yang berkembang di dalam membran itu akan membawa nutrient ke dalam embrio.
Lipatan lateral jaringan ekstra embrionik menjulur ke atas bagian embrio dan menyatu untuk membentuk dua membran tambahan, yaitu amnion dan korion, yang dipisahkan oleh perluasan ekstra embrionik selom. Amnion membungkus embrio dalam kantung yang penuh cairan, yang melindungi embrio dari kekeringan dan bersama-sama dengan korion menyediakan bantalan bagi embrio agar terlindung dari setiap guncangan mekanis. Membran keempat yaitu allantois, berasal dari pelipatan ke luar perut belakang embrio.
Allantois adalah kantung yang memanjang ke dalam selom ekstra embrionik. Allantois berfungsi sebagai kantung pembuangan limbah bernitrogen yang tidak larut dari embrio. Allantois dan korion membentuk organ respirasi yang melayani embrio. Pembuluh darah yang terbentuk dalam epithelium allantois mengangkut oksigen ke embrio ayam. Membran ekstra embrionik reptile dan burung merupakan adaptasi yang berkaitan dengan permasalahn khusus perkembangan di darat.

Gambar: Selaput embrio pada ayam


Pada umumnya membrane ekstra embrionik mempunyai fungsi yang sama pada mamalia dan reptile. Korion merupakan tempat pertukaran gas, dan cairan dalam amnion secara fisik melindungi perkembangan embrio. Merupakan cairan ketuban dilepaskan dari vagina saat wanita hamil sebelum melahirkan. Allantois menentukan limbah dalam telur reptile, sedangkan pada mamalia termasuk ke dalam tali pusat. Tidak membentuk pembuluh darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi dari plasenta ke embrio dan melepaskan embrio karbon dioksida dan nitrogen limbah.
Yolk sac pada telur reptil berfungsi untuk membungkus kuning telur. Sedangkan pada mamalia adalah tempat dari awal pembentukan sel-sel darah yang kemudian bermigrasi menjadi embrio. Dengan demikian, setelah gastrulasi selesai dan setiap ekstra embrionik membrane terbentuk, tahap berikutnya adalah perkembangan embrio dimulai yaitu pembentukan organ.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.    Selaput embrio merupakan selaput pada bagian luar yang membungkus embrio agar berada persis pada posisi normal di dalam organ reproduksi betina yang berfungsi dalam perlindungan embrio.
2.    Amnion berfungsi untuk menghindari embrio dari kekeringan dan perlekatan ke dinding uterus dan cangkak (pada telur) dan berperan sebgai penawar goncangan (shock absorber).
 3.  Kantung Yolk berfungsi untuk mencerna yolk (dengan bantuan enzim pada endodermnya) dan tempat nawal pembentukan pembuluh darah dan butir-butir darah (pembuluh darah vitelin).
4.  Chorion berfungsi melindungi embrio (terluar), berperan dalam pembenukan plasenta (pada mamalia), dan bersama dengan allantois berfungsi dalam respirasi.
5.     Allantois disusun oleh slpanknopleura (endoderm di dalam dan mesoderm slanknik di luar).

B.     Saran
Demikianlah isi dari makalah ini. Untuk selanjutnya kami mengharap apresiasi berupa saran maupun kritik dari pembaca, supaya makalah ini bisa menjadi lebih lengkap dan lebih sempurna.Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi setiap orang yang membacanya, Amin

DAFTAR PUSTAKA

Asep Sufyan. 2011. Biologi Reproduksi. Bandung : Refika Adiatama.
Etchel Sloane, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, Jakarta: EGC, 2003
Nawangsari Sugiri. 2011. Zoologi Umum. Jakarta : Erlangga.
Sadler, T.W., Embriologi Kedokteran Langman, Jakarta: EGC, 1997

Tidak ada komentar:

Posting Komentar