Jumat, 13 Januari 2017

Spermatogenesis



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seks secara genetika ditentukan oleh dua kromosom. Untuk membedakan dari kromosom lain dinamakan kromosom X dan kromosom Y. Kromosom terbentuk segera setelah pembelahan sel yang dimulai pada waktu perkembangan embrio. Pada minggu ke tujuh kehamilan embrio mempunyai saluran genitalia primordial pada laki-laki dan wanita, yang masing-masing berkembang menjadi epididimis dan duktus deferens pada laki-laki dan terbentuk genitalia pada wanita. 
Setelah lahir, kedua kelenjar kelamin tenang sampai diaktifkan oleh gonadotrophin hipofisis untuk melaksanakan pematangan terakhir dari sistem reproduksi yaitu pada masa pubertas dimana fungsi endokrin dan gametonik dari perkembangan pertama sampai kemungkinan terjadi reproduksi. Pada anak usia 7-10 tahun terdapat peningkatan sekresi estrogen dan endrogen yang lambat dan peningkatan akan lebih cepat pada umur belasan tahun.
Manusia seperti halnya makhluk lainnya yang membias secara seksual mulai saat tertentu akan membentuk sel-sel kelamin (gamet-gamet). Sel sel kelamin yang dibentuk  laki-laki dinamakan sel mani (spermatozoa), sedangkan yang dibentuk perempuan dinamakan sel telur (ovum).


B. Rumusan Masalah
    1. Apa pengertian spermatogenesis
    2. Bagaimana proses spermatogenesis? 
    3.  Bagaiman hormon yang bekerja pada spermatogenesis ?

C. Tujuan Makalah
     1. Untuk mengetahui pengertian tentang spermatogenesis. 

     2. Untuk mengetahui proses spermatogenesis. 
     3. Untuk mengetahui hormon yang bekerja pada spermatogenesis.
 
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Spermatogenesis ialah proses pembentukan spermatozoa yang berlangsung di dalam buah zakar (testis). Tubulus seminiferous mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil dinamakan spermatogenia, menjadi spermatosit, dan membelah diri membentuk dua spermatosit yang masing-masing mengandung 23 kromosom setelah berapa minggu menjadi spermatozoa. Spermatid pertama kali dibentuk masih mempunyai sifat umum epiteloid kemudian sitoplasma menghilang lalu spermatid memanjang menjadi spermatozoa yang terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor.
Setelah pembentukan tubulus seminiferous sperma masuk ke seminiferous selama 18 jam- 10 hari hingga mengalami pematangan. Epididymis mensekresikan cairan yang mengandung hormon, enzim dan gizi yang sngat penting dalam proses pematangan sperma. Sebagian besar terdapat pada vas diferen dan sebagian kecil terdapat dalam epididimis. 
Spermatozoa untuk pertama kali dilihat oleh Johan Hamm dalam tahun 1677. Hasil percobaannya dilaporkan kepada Anton Van Leeuwenhoek yang kemudian memulaikan morfologinya secara mendetail kepada Royal Society di London. Akan tetapi peran spermatozoa dalam pembuahan baru diketahui 200 tahun kemudian.

B. Spermatogenesis
Alat kelamin jantan terdiri dari buah zakar (testis), kantung mani, saluran mani, kelenjar prostat, dan zakar (penis). Orang laki-laki mencapai akil balik antara umur 12 sampai 16 tahun. Permualaan akil balik ini dimulai dengan dihasilkannya hormon gonadotrofin yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari. Spermatozoa berasal dari sel primodial yang di sebut spermatosit primer, yang mengandung 46 kromosom, yaitu 44 autosom dan 2 kromosom kelamin (pada pria berupa kromosom kelamin-X dan-Y). setelah mengalami pembelahan meiosis I, maka jumlah kromosom diparoh dan terjadinya dua macam spermatosit sekunder yang haploid, yaitu yang satu mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –X dan yang lainnya mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –Y.
Bila pembelahan meiosis II yang berlangsung sebagai pembelahan biasa selesai, maka terbentuklah 4 sel spermatid yang masing-masing haploid. Dua buah spermatid masing-masing mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –X dan dua yang lainnya mengandung 22 autosom + sebuah kromosom –Y. Selanjutnya spermatid akan berkembang menjadi spermatozoa. Nucleus dari spermatid membentuk bagian yang terpenting dari kepala spermatozoa. Dalam sitoplasma spermatid terdapat butir-butir halus disebut mitokondria dan sentriol. Sementara sitoplasma ini belum volumenya berkurang maka sentriol membentuk berkas serabut halus yang nantinya menjadi ekor dari spermatozoa. Spermatozoa yang selesai dibentuk terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian kepala, bagian tengah dan bagian ekor.
Jutaan sel diploid mengalami perkembangan ini di dalam tubus seminiferous yang terdapat di dalam buah zakar (testis). Perkembangan dari sel diploid (spermatosit primer) sampai terbentuknya spermatozoa memakan waktu kira-kira 64-72 hari. Akan tetapi karena setiap hari ada sel-sel baru yang mengalami proses perkembangan itu, maka seorang pria yang normal dan sehat tidak akan kekurangan sperma.
Setelah spermatozoa dilepaskan dan masuk ke dalam uterus(rahim), dibutuhkan waktu 24 jam agar supaya spermatozoa mempunyai kemampuan untuk memasuki sel telur. Biasanya air mani atau semen dikeluarkan mengandung rata-rata 250-500 juta spermatozoa. Jika jumlah spermatozoa yang abnormal melebihi 25% maka pria itu biasanya mandul (steril). Kira-kira 4 dari 10 perkawinan infertile terutama disebabkan karena jumlah spermatozoa terlalu sedikit atau spermatozoa mengalami kelainan.
Pada pria tidak dikenal adanya fluktuasi hormon yang ekivalen dengan siklus haid pada wanita. Pria normal dan sehat menghasilkan spermatozoa terus menerus dalam jumlah besar. Produksi spermatozoa secara maksimal terjadi pada kira-kira 16 tahun tetapi pria yang sehat akan terus membentuk spermatozoa sampai ia meninggal dunia.
Spermatozoa yang dihasilkan dalam tubus seminiferous akan tertahan di epididims, dimana ia akan bercampur dengan cairan yang dikeluarkan oleh beberapa kelenjar. Sebelum masuk ke dalam epididymis spermatozoa tidak mampu membuahi sel telur. Setelah melalui epididymis spermatozoa akan menjadi aktif untuk berlangsungnya spermatogenesis itu testis harus memiliki temperature 3-4ºC di bawah temperature badan (37ºC). ada yang berpendapat bahwa pakaian pria yang terlalu tebal akan menimbulkan temperature yang lebih tinggi daripada temperature normal yang berlaku untuk sk. Otum, sehingga mengurangi jumlah spermatozoa yang dibentuk. Sperma ada dua macam yaitu tak berflagellum dan berflagellum. Yang tak berflagellum jarang terdapat, hanya pada beberapa evetebrata (nematode dan crustacea). Yang berflagella umum tardapat pada hewan, flagellum itu ada yang satu (umum) dan ada yang dua.

C. Pematangan dan Penyimpanan Sperma
Setelah terbentuk dalam tubulus seminiferous sperma membutuhkan waktu beberapa hari untuk melewati epididymis. Sperma bergerak dari tubulus seminiferous ke bagian awal epididymis selama 18-24 jam. Sperma memiliki kemampuan motilitas walaupun beberapa faktor menghambat cairan dalam epididymis untuk mencegah mobilitas setelah proses ejukulasi menyekresi cairan yang mengandung hormon testosterone dan estrogen, enzim-enzim serta nutrisi khusus untuk pematangan sperma.
Kedua testis dapat membentuk sperma ± 120 juta setiap hari. Sejumlah kecil sperma dapat disimpan dalam epididymis, sedangkan sebagian besar sisanya disimpan dalam vas diferens sehingga dapat mempertahankan fertilitasnya dalam duktus genitalis salama 1 bulan. Dengan aktivitas seksualitas yang tinggi, penyimpanan hanya berapa hari saja.
Kelenjar prostat berfungsi menghasilkan cairan encer yang mengandung ion sitrat, ion phospat, enzim pembeku, dan profibrinosilin. Selama pengisian kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer dapat dapat dikeluarkan untuk menambahkan lebih banyak jumlah semen. Sifat yang sedikit basa dari cairan prostat memungkinkan untuk keberhasilan fertilisasi (gumpalan) ovum karena cairan vas deferens sedikit asam. Cairan prostat menetralisirkan sifat asam dari cairan lain setelah ejakulasi.  

D. Pengaturan Spermatogenesis, Sekresi Metabolisme dan Sifat Kimia
FSH melekat pada sel-sel dalam tubulus seminiferous. Pengikatan ini mengakibatkan sel tumbuh dan menyekresikan berbagai unsur spermatogenik. Secara bersamaan testosterone berdifusi ke dalam tubulus dalam ruang interstisial yang mempunyai efek trofik terhadap spermatogenesis. Untuk membangkitkan spermatogenesis dibutuhkan FSH, sedangkan testosterone dibutuhkan agar dapat mempertahankan spermatogenesis untuk waktu yang lama.
Sekresi androgen dalam tubuh memilki efek maskulinisasi termasuk testosteron. Aktivitas maskulinisasi dari semua hormon sangat sedikit yaitu kurang dari 5 % seluruh aktivitas tubuh pria dewasa. Sifat kimia androgen adalah senyawa steroid untuk testosterone yang dapat dibentuk dari kolesterol langsung dari asetil koenzim A. setelah testosteron dimetabolisme dan disekresi testil 97 % testosteron akan menjadi lebih ikatannya dengan albumin plasma atau lebih kuat berikatan dengan globulin yang disebut globulin pengikat hormon kelamin bersirkulasi dengan darah.
Sebagai besar testosterone yang terikat ke jaringan diubah dalam sel-sel menjadi dehidrotestosteron dalam organ khusus seperti kelenjar prostat pada pria dewasa dan dalam genetalia eksterna pada janin laki-laki. Pembentukan estrogen juga terjadi pada pria. Di samping itu, testosteron juga ditemukan dalam urine pria. Jumlah estrogen dalam cairan tubulus seminiferous cukup tinggi dan menjalankan perannya dalam spermatogenesis.

Komponen Reproduksi
Komponen Reproduksi
Testis

Epididymis dan duktus deferens





Veskulasi seminalis











Kelenjar prostat





Kelenjar bulbo ureter
Menghasilkan sperma.
Mengeluarkan testosterone
Berfungsi sebagai tempat keluarnya sperma dari testis.
Sebagai pematang motilitas dan fertilitas sperma.
Memekatkan/mengentalkan dan menyimpan sperma.
 Menghasilkan fruktosa untuk memberi sperma yang dikeluarkan.
Mengeluarkan prostalglandin yang merangsang motilitas saluran reproduksi pria dan wanita untuk membantu mengeluarkan sperma.
Menghasilkan sebagian besar cairan semen.
Menyediakan sebagian besar cairan semen.
Menyediakan precursor (proses biologi) untuk pembekuan semen.
Mengeluarkan cairan basa yang menetralkan sekresi vagina yang asam.
Memicu pembekuan semen, untuk menjaga sperma tetap berada dalam vagina pada saat penis dikeluarkan.

Mengeluarkan mucus untuk pelumasan.

E. Hormon pada Pria
1.Testosterone
Dihasilkan oleh sel interstisial yang terletak antara tubulus seminiferus. Sel ini berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak terdapat pada pria dewasa. Setelah pubertas, sel interstisial banyak menghasilkan hormon testosterone yang di sekresi oleh testis. Sebagian besar testosterone beriktan longer dengan protein plasma yang terdapat di dalam darah dan sebagia terikat pada jaringan yang dibuahi dalam sel menjadi dehidrasitestosteron. Testosteron yang tidak terikat pada jaringa dengan cepat diubah oleh hati aldosterone dan dehidroepialdosteron. Konjugasi ini disekresi dalam usu menjadi empedu ke dalam urin.
Fungsi testosterone sebagai berikut :
o       Efek desensus (penempatan) testis. Hal ini menunjukkan bahwa testosterone merupakan hal yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan merupakan faktor keturunan.
o       Perkembangan seks primer dan sekunder : sekresi testosterone setelah pubbertas menyebabkan penis, testis, dan skrotum membesar sampai 20 tahun serta mempengaruhi pertumbahan sifat seksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.

2. Hormon Gonadropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormon yaitu Lutae hormon (LH) dan Folikel Stimulating Hormon (FSH). Bila testis di rangsang oleh LH dari kelenjar hiposis maka sekresi testosterone selam kehidupan fetus penting untuk peningkatan pembentukan organ seks pria.
Perubahan spermatogenesis menjadi spermatosis dalam tubulus seminiferus di rangsang oleh FSH. Namun, FSH tidak dapat menyelesaikan pembentukan spermatozoa. Oleh karena itu, testosterone disekresi secara serentak oleh sel intertisial yang berdifusi menuju tubulus seminiferus. Testosterone diperlukan untuk prose pematangan akhir spermatozoa.

3. Hormon Estrogen
Dibentuk dari testosterone dan dirangsang oleh hormon perangsang folikel. Hormon ini memungkinkan spermatogenesis untuk meyekresi protein peningkat endogen untuk meningkat testosterone dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus untu pematangan sperma.

4.  Hormon Pertumbuhan
Diperlukan untuk mengatur latar belakng fungsi metabolism testis secara khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis sendiri. Bila tidak terdapat hormon pertumbuhan, maka spermatogenesis sangat berkurang atau rtidak ada sama sekali.

Pengaruh GnRH meningkatkan sekresi LH dan FSH
Hipotalamus melepaskan Gonadotropin Hormone (GnRH) yang diangkut ke kelenjar hipotalamus anterior untuk merangsang pelepasan LH dan FSH dalam darah porta. Perangsangang hormon ini ditentukan oleh frekuensi dari siklue sekresi dan GnRH yang dilepas pada setiap siklus. Sekresi LH mengikuti pelepasan GnRH lalu sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respon perubahan jangka panjang GnRH.
Pengaruh hormon Gonadotrophin terhadap LH dan FSH. Hormon ini disekresi oleh sel-sel yang sama dalam kelenjar hipofisis anterior. LH dan FSH adalah glikoprotein yang berkaitan dengan protein dalam molekul yang sangat bervariasi. Dalam keadaaan yang berbeda dapat mengubah kemampuan aktivitas dasar LH maupun FSH hingga mengeluarkan pengaruhnya pada jaringan di dalam testis melalui aktivitas pengaktifan sistem enzim khusus dalam sel-sel target berikutnya.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia seperti halnya makhluk lainnya yang membias secara seksual mulai saat tertentu akan membentuk sel-sel kelamin (gamet-gamet). Sel sel kelamin yang dibentuk  laki-laki dinamakan sel mani (spermatozoa), sedangkan yang dibentuk perempuan dinamakan sel telur (ovum). Spermatogenesis ialah proses pembentukan spermatozoa yang berlangsung di dalam buah zakar (testis).
Alat kelamin jantan terdiri dari buah zakar (testis), kantung mani, saluran mani, kelenjar prostat, dan zakar (penis). Orang laki-laki mencapai akil balik antara umur 12 sampai 16 tahun. Permualaan akil balik ini dimulai dengan dihasilkannya hormon gonadotrofin yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari. Spermatozoa berasal dari sel primodial yang di sebut spermatosit primer, yang mengandung 46 kromosom, yaitu 44 autosom dan 2 kromosom kelamin (pada pria berupa kromosom kelamin-X dan-Y).
Terdapat hormon-hormon yang mempengaruhi proses spermatogenesis yaitu:
1.      Testosterone
Dihasilkan oleh sel interstisial yang terletak antara tubulus seminiferus. Sel ini berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak terdapat pada pria dewasa.
2.      Hormon Gonadropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormon yaitu Lutae hormon (LH) dan Folikel Stimulating Hormon (FSH).
3.      Hormon Estrogen
Dibentuk dari testosterone dan dirangsang oleh hormon perangsang folikel.
4.                  Hormon Pertumbuhan
Diperlukan untuk mengatur latar belakng fungsi metabolism testis secara khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis sendiri.




DAFTAR PUSTAKA

Suryo, 2005, Genetika Manusia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Susan L. Elrod, 2007,  Genetika, Jakarta: Erlangga.
Syaifuddin, 2009, Fisiologi Tubuh MAnusia Untuk Mahasiswa Keperawatan,Jakarta: Salemba Medika.
Wildan Yatim, 1994, Embryologi , Bandung: PT. Tarsito.

Fertilisasi




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal(zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami) dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota dan pada dasarnya gamet-gamet melebur adalah haploid. Bila mana keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi tersebut disebut isogami. Bila mana berbeda dalam ukuran tapi serupa dalam bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil dan biasanya lebih besar dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel dan polen tube terlibat dalam proses fertilisasi.

1.2  Rumusan Masalah
Ø  Apa pengertian fertilisasi?
Ø  Bagaimana pendekatan spermatozoon atau sel telur?
Ø  Bagaimana penempelan spermatozoon pada selaput telur?
Ø  Bagaimana penetrasi spermatozoon kedalam ooplasma ?
Ø  Bagaimana pergabungan pronukleus jantan dan betina?
Ø  Bagaimana cara inisiasi pembelahan zigot?
Ø  Apa pengertian kontrasepsi?


1.3  Tujuan Makalah
                  Ø  Menjelaskan pengertian fertilisasi
Ø  Menjelaskan bagaimana pendekatan spermatozoon atau sel telur
Ø  Menjelasakan bagaimana penempelan spermatozoon pada selaput telur
Ø  Menjelasakan bagaimana penetrasi spermatozoon kedalam ooplasma
Ø  Menjelasakan bagaimana pergabungan pronukleus jantan dan betina
Ø  Menjelaskan bagaimana cara bagaimana cara inisiasi pembelahan zigot
Ø  Menjelaskan pengertian kontrasepsi


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Fertilisasi
Masuknya sperma kedalam ovum disebut pembuahan. Setelah sperma masuk ovum itu jadi berhasil (fruitful) tumbuh jadi individu baru. Itulah sebabnya disebut pembuahan. Ovum yang sudah dibuahi disebut dengan zigot. Perkataan zigot berarti berpasangan atau berhubungan. Berasal dari peristiwa berpasangan kedua belah kromosom gamet pihak jantan dan betina yang saling haplont, sehingga zigot ang terjadi dalam susunan diplont. Setelah terjadi pembuahan zigot pun mengalami pertumbuhan embryologi.
Perjalanan gamet ke tempat pembuahan sperma menempuh perjalanan 3 tahap yaitu :
Ø  Dalam tubuh jantan
Ø  Diluar tubuh jantan
Ø  Dalam tubuh betina
Dalam tubuh jantan
Sperma dan sedikit plasma mani keluar tubulus seminiforus. Masuk kedalam vas efferent, oleh adanya tekanan volume dalam tubulus .volume meningkat karena (1) meningkatnya getahan dari sertoli berupa plasma, (2) merembesnya cairan dari ruang antar sel antara tubuli ke dalam tubuli, (3) menumpuknya sperma yang dihasilkan.
Dalam vas efferent sperma bergerak pelan sekali, berlangsung berhari. Gerakan ini disebakan meningkatkan produksi tubulus (sperma,plasma) sehingga mendesak yang di depan untuk maju.

Perjalanan sperma dalam tubuh betina
Kalau pembuahan dalam tubuh betina, jika pembuahan dibagian posterior oviduct perjalanan sperma pendek saja. Sperma bergerak aktif untuk mencapai ovum. Kalau pembuahan di bagian anterior oviduct, gerakan sperma oleh gerakan berenang aktif sperma sendiri, kerutan antiperistaltis saluran kelamin betina (vagina, cervix, uterus, tuba fallophii), bersikap sebagai pompa pengisap.

Kecepatan dalam tubuh betina
Rata-rata perjalanan sperma itu beberapa puluh menit untuk sampai ke tempat pembuahan. Pada tikus, mencit dan domba sekitar 15 menit. Orang 30 menit sampai 3 jam. Kelinci dan ayam sekitar 1 jam. Bagi yang membuahi di ovarium perjalanan sperma dari infundibulum sampai ke sana memakan waktu hanya beberapa menit. Gerakan sperma dri sini semata-mata oleh kegiatan flagellumnya.

Ketahanan sperma dalam tubuh betina
Elasmobranchii dapat tahan hidup beberapa bulan. Pada ikan aquarium seperti labistes dan gabus bisa mencapai 1 tahun. Dalam spermatheca berbagai urodela dapat tahan berbulan-bulan. Pada ayam dapt tahan dalam saluran kelamin betina selama 2-3 minggu.
Di antara mamalia yang memegang rekort ialah kelelawar darah dingin. Kawin jauh sebelum telur matang  dan berovulasi, dan sperma disimpan disuatu kantong vagina. Selama itu sperma tidur disana sampai musim dingin.induk kelelawarnya sediri pun tidur selama musim itu di dalam gua. Baru pada awal musim panas 3 bulan kemudian  ovum matang, berovulasi, dan spema pun bangun dan membuahi.
Pada kebanyakan mamalia sperma hanya tahan hidup dalam saluran kelamin betina selama 1-3 hari. Pada kelinci ternyata sperma berada antara 10-14 jam dalam saluran kelamin betina sebelum membuahi. Pada marmut sperma tahan sampai 40 jam. Lama tahan hidup sperma dalam saluran kelamin wanita memegang peranan menentukan dalam perhitungan “masa subur” atau “masa pantang” (masa pantang  untuk program kontrasepsi) “masa subur” itu sama-sama diperhitungkan pula dengan lama tahan ovum untuk bisa dibuahi sejak terjadinya ovulasi.

Ovum
Jauh perjalanan bergantung pada tempat pembuahan dibagi atas 3 daerah  yaitu : (1) perjalaann lewat peritoneum, (2) lewat oviduct, (3) keluar tubuh.
Setelah ovulasi sel telur jatuh ke peritoneum ini ditampung oleh infundibulum. Infundibulum berbentuk menjari untuk menampung telur yang keluar ovarium dengan sempurna, dan sedikit sekali kemungkinan akan gagal dan jatuh ke rongga abdomen. Infundibulum sendiri bergerak, sehingga bersifat mengisap.
Pada mamalia ovarium terpisah sekali dari oviduct. Ketika ovulasi berlangsung indifundibulum bergerak mendekati dan mengelilingi ovarium. Ovarium dapat pula berubah letak sehingga dapat masuk ke muara infundibulum ketika ovulasi berlangsung. Sementara itu cairan infundibulum pun melancarkan  daya melekat ovum yang ke luar dari ovarium.
2. Gerakan mengayuh cilia dinding vas efferent sendiri
Dari vas efferent sperma dan plasma masuk ke ductus epididymis. Perjalanandisini lebih pelan lagi, berlangsung berminggu sampai mendekati sebulan. Sambil berjalan sperma mengalami pematangan fisiologis dan dicadangkan untuk dikeluarkan sewaktu-waktu secara besar-besaran. Gerakan mani dalam ductus epididymis disebabkan:
Ø  Takanan oleh volume meningkat dari vas efferent
Ø  Kerutan otot dinding epididymis
Ø  Penumpukan getahan kelenjar dinding epididymis berupa plasma
Ø  Kerutan otot dinding vas efferent secara peristalsis, meyebabkan sebagai pompa pengisap, sehingga mani mengalir maju ke arah dista
Dari ductus epididymis mani masuk ke vas deferens. Mani bergerak karena  kerutan otot dindingnya, terutama pada hewan yang membuahi didalam tubuh betina. Kerutan otot itu pun terjadi sewaktu-waktu saja. Yakni ketika terjadi coitus atau oleh rangsangan sex yang kuat.
Pada kebanyakan hewan vas deferens juga berfungsi sebagai pencadangan mani sampai berbulan-bulan. Pada pisces ternyata mani dapat disimpan di sini selama 5-6 bulan sampai musim kawin tiba.
Setelah menerima getahan vesicula seminalis berupa plasma dan bermuara ke vas deferens sendiri, jumlah plasma mani pun meningkat. Setelah menerima saluran vesicula seminalis itu lapisan otot vas deferens lebih tebal lagi, yang memperkuat kerutan. Bagian vas deferens yang mengembung sebelum menerima saluran vesicula seminalis disebut ampulla. Bagian ini dapat pula berfungsi sebagai tempat menyimpan sementara mani. Pada sapi disini bisa tahan sampai 2-3 hari.
Setelah menerima saluran vescula seminalis vas deferens disebut ductus ejaculatorius. Bagian ini memiliki lapisan otot yang lebih tebal lagi dari sebelumnya, dan berkerut dengan kencang waktu coitus atau oleh rangsangan sex yang kuat.

Gambar berikut bagian-bagian saluran kelamin jantan yang dilewati mani ke tempat pembuahan :

 
Keterangan gambar :
a.       Gladula vesiculosa (vesicula seminalis)
b.      Ureter
c.       Testis
d.      Vesica
e.       Vas deverens
f.       Ductus epididymis
g.      Duktus urogenitalis
h.      Urethra
i.        Penis

Variasi pada berbagai hewan
Pada banyak hewan seluruh vas deferens sampai cloaca (reptilia, aves,monotremata dan juga amphibia), dipakai sebagai tempat penyimpanan mani. Vesicula seminalis pada mamalia adalah kelenjar untuk menghasilkan plasma mani. Tapi pada hewan lain sebagai gudang mani, sesuai dengan namanya. Vesikula itu pada aves terletak dekat ke bagian distal vas deferens, untuk memudahkan pengeluaran mani sewaktu-waktu dan sering, seperti terdapat pada ayam. Vesicula ini pun berubah sesuai dangan musim. Pada  musim kawin membesar, pada musim istirahat kisut.
Pada hewan yhang nsaluran gonadnya pendek (Pices,Amphibia) tubuli seminiferi langsung berfungsi sebagai gudang mani. Sedangkan saluran gonad (duktus spermaticus) ada yang gembung, yang juga selain untuk menggerakkan dan memompakan mani keluar, juga sebagai gudangnya.

Di luar tubuh jantan
Pada kebanyakan vertebrata, pisces dan Amphibia mani di keluarkan jantan dekat-dekat pada telur yang baru saja dikeluarkan betinanya dan serentak. Waktu serentak itu disebut spawning. Karena itu perjalanan disini pendek sekali. Sperma bergerak aktif dalam medium cair untuk mencapai telur, lalu membuahinya.
Pada reptilia, aves dan mamalia, yang membuahi dalam  tubuh betina, tak  ada perjalanan mani di luar tubuh jantan, tapi langsung diantarkan ke dalam saluran kelamin betiana.

Di dalam tubuh betina
Mani diantarkan ke tubuh betina biasanya lewat alat pengantar yang dimasukkan atau berkontak ketat dengan saluran kelamin betina. Pisces yang membuahi dalam tubuh betina (gabus,yu) sirp dubur atau sirip pelvis berubah bentuk untuk menyalurkan mani ke dalam tubuh betina . pada urodela yang membuahi dalam tubuh betina. Reptilia dan  Aves. Kloaka jantan berfungsi sebagai penyalur. Cloaca jantan itu mengadakan kontak langsung dengan cloaca betina. Cloaca betina memiliki di verticulum yang disebut spermatheca. Berguna untuk menampung  mani.
Reptilia beberapa aves dan seluruh mamalia memiliki alat khusus untuk menyalurkan man, penis pada itik, emu, kasuari dan burung unta (ostrich) cloaca menjulur panjang ketika coitus.Dalam penis terkandung urethra disebut juga ductus urogenitalis karena juga menyalurkan urine yang menampung aliran mani dari ductus ejaculatorius.

Tempat pembuahan
Berbagai spesises memiliki tempat pembuahan tertentu, dan tetap selalu di situ, tidak pernah berubah-ubah yaitu :
1.   Di posterior saluran telur (oviduct, tuba fallopii), uroedela, Gymnophiona dan beberapa anura.
2.     Di anterior oviduct : Reptilia, Aves, Elasmobranchii, Mamalia
3.     Pada rongga peritonium, antara ovarium dan infundibulum, sedikit Urodela dan sedikit Aves
4.      Folikel ovarium : sedikit teleostei contoh gabus
5.      Dalam kantung telur jantan : tangkur kuda dan tangkur buaya
6.      Di air : umumnya Evertebrata, Cyclostomata, Pices dan Amphibia

Pembuahan
Keadaan gamet sekitar waktu pembuahan.

Ovum
Dalam tahap oosit. Ada yang masih tingkat 1, ada yang sudah tingkat oosit II. Anjing dan serigala masih dalam tingkat oosit I, lalu meiosis I dan II berlangsung setelah pembuahan. Pada Amphioxus meiosis I sudah selesai ketika sperma masuk dan belakangan terbukti inni umum sekali terdapat pada vertebrata, termasuk orang. Pada vertebrata oosit II sudah terbentuk sebelum sperma masuk.
Ovum tak memiliki kegiatan apa-apa menjelang pembuahan. Jika tak dibuahi akan mengalami cytolysis dulu lantas berdegenerasi. Pernafasannya pun dengan sendirinya sangat rendah. Ia impermeabel terhadap berbagai zak sekitar.
Sperma
Sebaliknya dengan ovum, ia sangat giat menjelang pembuahan. Suasana dalam saluran kelamin betina  membuat sperma itu memiliki apa yang dikenal dengan “capacity” yakni kemampuan membuahi.
Melihat pada taraf pertumbuhannya, ia sudah selesai menempuh semua proses meiosis I dan II, perubahan bentuk dari pematangan fisiologis, sebelum waktu pembuahan.

Kegiatan gamet untuk membuahi
Ovum
 Mengeluarkan gynogamon, yang terdiri dari :
1.      Fertilizin
Fertilizin berkerja untuk (1) mengaktifkan sperma untuk bergerak, (2) menarik sperma sebagai positif kemotaxis,(3)  menggagglutinasi sperma  supaya mereka bergumpal sekeliling ovum.
2.      Zat penelur
Berkerja untuk merangsang jantan agar mengeluarkan spermanya. Ini terdapat pada hewan yng membuahi diluar air.
Sperma
Mengeluarkan androgamon terdiri dari :
1.      Hyaluronidase
Ini adalah enzim yang keluar dari acrosome, berfungsi untuk melepaskan sel-sel folikel corona radiata sehingga telur jadi terlanjang dan sperma menembus zona pellucida.
2.      Antifertilizin
Dihasilkan sperma sendiri untuk bereaksi dangan zat fertilizin yang dikeluarkan ovum. Sehingga sperma mendekat lalu melekat ke ovum. Zat ini juga berguna untuk mencegah masuknya sperma lain ke dalam ovum.
3.      Zat penelur
Bekerja untuk merangsang betina agar mengeluarkan telur-telurnya. Sebagai imbangan zat yang sama yang dikeluarkan betina nya. Ini terdapat pada hewan yang membuahi diluar tubuh.

Bahan atau perlengkapan lain bagi sperma
Plasma mani mengandung bahan sebagai lingkungan medium bagi kehidupan sperma, serta bahan makanannya. Plasma itu meningkatkan gerakan sperma serta bersifat sebagai dapar, sehingga dapat melindungi sperma dari bahaya lingkungan  yang terlalu asam atau alkalis. Bahan makanan sperma yang terkandung dalam plasma ialah seperti fructose, vitamin c, viamin b komplex, dan mineral (fe dan cu)
Ekor (flagellum) mengayuh sperma untuk mencapai ovum. Pada sperma yang tak berflagellum ada yang memiliki semacam roket dalam ekor. Ketika sperma melekat ke selaput ovum roket itu meletus dan sperma terdorong masuk.
Hyaluronidase ternyata perlu cukup banyak supaya sperma bisa masuk kedalam ovum. Enzim itu berasal dari sperma yang datang mendekat dan menggumpal sekeliling ovum. Karena itu jumlah sperma menentukan kefertilan pula.  Jika jumlah sperma kurang dari semestinya  secara normal jangan kurang dari 40 juta mani yang diejakulasi pada orang. Maka hyaluronidase tak cukup banyak itu melepaskan sel-sel folikel yang memungkinkan salah seekor sperma dapat menerobos masuk ke dalam ovum.

Masuknya sperma ke dalam ovum
Dengan bereaksinya bahan gynogamon dan androgamon maka sperma akan menumpuk dan melekat serta tak bergerak lagi diselaput ovum. Lalu seekor sperma menerobos masuk. Pada kebanyakan hewan  seluruh tubuh sperma masuk, sehingga seluruh komponen sel bergabung antara keduanya, tapi pada beberapa jenis hewan bagian ekor tinggal di luar hanya bagian kepala, leher, dan badan yang masuk. Terdapat pada kelinci dan Echinodermata.
Membrana telur kemudian terlepas dari ovum, membentuk membrana pembuahan. Antara telur dan membrana pemnbuahan disebut rongga perivitellina. Berisi cairan yang merembes dari telur sendiri.